Kenapa Harus Berkarier di Bidang Digital atau Online Marketing?

Thinking

Seringkali, manusia memikirkan pertanyaan-pertanyaan filosofis dalam hidupnya. Misalnya, “apa arti hidup?” dan juga “kenapa kita hidup?”

Pertanyaan ‘berat’ semacam ini juga bisa ditanyakan pada berbagai hal dalam hidup, misalnya dalam profesi atau karier. Kenapa jadi dokter? Untuk menyelamatkan nyawa manusia. Kenapa jadi guru? Untuk mendidik & menransfer ilmu pengetahuan. Kenapa jadi pegawai negeri? Untuk mengabdi kepada bangsa ini.

Nah, kenapa berkarier di bidang digital marketing?

Beberapa tahun nyemplung di dunia ini, sejujurnya saya tidak pernah sekalipun memikirkan pertanyaan itu. Saya pernah punya usaha bareng-bareng, sebuah web consultant & web hosting, yang diakuisisi perusahaan lain lalu kami exit. Kemudian saya bekerja di perusahaan pendidikan dan mengembangkan digital marketingnya. Berikutnya saya bekerja di digital agency khusus search engine marketing.

Tapi saya sama sekali tidak pernah memikirkan mengapa saya memilih jalan ini.

Tadi siang, tiba-tiba pertanyaan ini keluar. Langsung bersama jawabannya. Dan saya mau berbagi jawaban atas pertanyaan filosofis itu di postingan ini. 

 

Marketing adalahAyah Kandung” Digital Marketing

Dari Wikipedia, arti marketing adalah:

Marketing is the process of communicating the value of a product or service to customers, for the purpose of selling that product or service.

Dalam bahasa saya, marketing adalah jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan produk maupun jasanya di satu pulau, dan target pasarnya di pulau lainnya.

Jembatan antara 2 pulau
Marketing itu seperti jembatan. Menghubungkan perusahaan dengan target pasarnya (sumber gambar: ge-genigraphics.org/pages/archives56.html)

Lahirnya Marketing di Era Internet

Saat belum ada internet, kita membaca majalah atau koran, mendengarkan radio, keluarga berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV. Proses marketing dilakukan melalui media yang ada saat itu seperti televisi, radio, majalah, juga brosur, door to door, dan sebagainya.

Kini di era internet dan smartphone, kebiasaan kita berubah drastis. Kita menonton YouTube dibandingkan TV, membaca situs berita dibandingkan baca koran, mencari informasi lewat Google dibandingkan buku, bergaulnya pun di social media.

Tidak heran, kini ada 82 juta pengguna Internet di Indonesia, dengan 47 juta orang menggunakan smartphone, dengan waktu dihabiskan untuk berinternet 5,27 jam melalui komputer dan 2,3 jam melalui mobile.

Kebiasaan baru manusia di era Internet ini mengubah dunia marketing. Selamanya *lebay sih, tapi benar*

Di mana ada kumpulan manusia, di situ ada transaksi jual-beli. Saat ibu-ibu arisan, ada saja yang jualan baju, kue, atau aksesoris. Begitu pula di Internet. Ada kumpulan manusia di sana, perusahaan pun masuk ke Internet untuk menjual produk dan jasanya.

Namun, media Internet ternyata berbeda 180 derajat dengan media yang sebelumnya kita nikmati. Kebiasaan manusianya saat berselancar di dunia maya pun berbeda bak siang dan malam dengan kebiasaan manusia di dunia nyata.

Di pulau yang satu, pulaunya perusahaan, diwakili dengan website (bisa juga social media, apapun yang mewakili perusahaan di Internet). Di pulau yang lain adalah kumpulan jutaan manusia yang berseliweran di Internet. Disiplin ilmu digital marketing lahir sebagai jembatan antar kedua pulau ini.

Lihat infografis ini kalau mau tahu sejarah panjang marketing dan digital marketing. 

Keluarga menonton TV bersama. Sambil main gadget
Keluarga menonton TV bersama. Sambil main gadget (sumber gambar: Getty Images)

 

Kenapa Ada Digital Marketing? Apa Tujuannya?

Kita tahu bahwa fungsi marketing adalah menghubungkan perusahaan dengan pasarnya. Khusus digital marketing, menghubungkan perusahaan dan pasarnya di Internet. Tapi kenapa harus digital marketing? Apa tujuannya?

Saya suka membaca blog blog QuickSprout, rujukan saya belajar digital marketing. Ada banner seperti ini di websitenya. Oh, ternyata meningkatkan pageviews (jumlah orang yang membaca website kita) itu penting ya.

Growing Traffic
Growing Traffic

 

Lalu dalam sebuah perbincangan, Mas Nur Anasta Rahmat, praktisi SEO yang menjadi mentor saya, saat ini Director saya di kantor, mengatakan:

Cuma ada dua objektif atau tujuan dari klien dalam melakukan digital marketing. Kalau nggak untuk awareness/branding, ya conversion.

 

Robbie Richards, blog lain tempat saya belajar, menuliskan hal di bawah ini untuk mengajak bergabung dengan email newsletter-nya. Dan ini menyimpulkan jawaban atas pertanyaan filosofis kita: kenapa ada digital marketing?

Growing Traffic & Increase Conversion
Growing Traffic & Increase Conversion

 

Oh, ternyata itulah dua tujuan dari digital marketing: mendatangkan traffic dan awareness, serta menjadikan traffic itu convert atau menjadi conversion.

 

Tujuan Digital Marketing #1 Mendatangkan Traffic dan Awareness

Kalau kita berjualan sesuatu, pasti nggak bakal ada yang beli kecuali kita mempromosikan jualan kita.

Persis sama dengan digital marketing. Cuma punya website, toko online, blog, akun Twitter, fanpage Facebook, YouTube channel, atau lainnya, ternyata nggak cukup. Semua channel itu harus dipromosikan, supaya pengguna Internet yang jumlah puluhan juta orang ini tahu, engeh, aware, lalu mengunjunginya dan jadi traffic.

Bagaimana cara meningkatkan traffic dan awareness? Di sinilah cabang ilmu digital marketing yang disebut digital advertising, search engine optimization (SEO), social media strategyinbound marketing, content marketing, dan sebagainya berperan.

Saat website kita sudah dikunjungi ribuan orang per hari, apakah kita sudah berhasil mencapai tujuan digital marketing kita?

Kalau tujuan digital marketing perusahaan memang hanya sampai tahap ini, melakukan hal-hal di atas sudah cukup. Tapi seringkali, tujuan perusahaan di digital marketing adalah mengembangkan bisnis atau mendapatkan pembeli. Artinya traffic ini harus diubah menjadi pembeli. Itulah tujuan digital marketing yang kedua.

 

Tujuan Digital Marketing #2: Menjadikan Traffic itu Convert (Menjadi Conversion)

Orang-orang yang sudah melihat-lihat barang jualan kita, belum tentu jadi pembeli.

Begitu pula di Internet, pengunjung website kita belum tentu mau melakukan apa yang kita ingin mereka lakukan. Misalnya kita ingin mereka menjadi pembeli, atau mengisi form isian, atau mendaftarkan email mereka. Traffic harus diubah menjadi konversi. Ibarat ember bocor yang tidak akan bisa diisi air sebanyak apapun, kalau website kita tidak bisa mengubah traffic menjadi pembeli, sia-sia saja kita punya website.

Baca jugaApa itu konversi atau goal conversion? Mengapa itu penting?

Bagaimana cara menjadikan mereka convert? Di sinilah bidang seperti digital analytics, user experience (UX)conversion rate optimization, dan sebagainya berperan.

 

Membantu Orang Lain

Membantu Banyak Orang lewat Digital Marketing

Dua hal di atas adalah tujuan mengapa digital marketing ada. Tapi kenapa kita harus menguasai ilmu-ilmu dalam bidang digital marketing? Dengan menguasai digital marketing, kita bisa membantu banyak orang.

Tidak hanya untuk perusahaan klien atau perusahaan tempat kita bekerja, digital marketing bisa membantu banyak orang.

Bayangkan, seorang ibu rumah tangga, bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarganya dari berjualan online di rumah, sambil mengurus dan mendidik anaknya. Tanpa dibantu digital marketing, omsetnya tidak akan bertambah banyak.

Bayangkan, seorang penulis yang memiliki tulisan-tulisan mencerahkan dan sangat inspiratif, bisa mendapatkan banyak pembaca yang hidupnya menjadi lebih baik setelah membaca tulisan-tulisannya. Tanpa digital marketing, hanya akan ada sedikit sekali orang yang membaca.

Bayangkan, seorang yang kita kenal baik, punya integritas dan kualitas untuk memimpin, dicalonkan menjadi seorang walikota. Tanpa digital marketing, nama baik dia tidak banyak yang tahu (saya bicara tentang Ridwan Kamil)

Bahkan digital marketing bisa dimanfaatkan untuk gerakan sosial. Hati untuk Ammar, adalah sebuah gerakan sosial digital yang diinisiasi oleh teman-teman dekat saya untuk membantu seorang bayi yang menderita penyakit langka, membutuhkan 900 juta untuk biaya operasi dalam dua bulan. Hasilnya? 957 juta total donasi, melebihi target, tercapai dalam 1 bulan saja! Inisiator gerakan ini memanfaatkan strategi digital marketing yang terstruktur untuk menggalang dukungan ini.

Dunia Internet sudah menjadi mirip dengan dunia nyata, dan perlu orang-orang yang menguasai digital marketing untuk bisa memanfaatkan potensi besar Internet untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat.

Bagaimana pendapat teman-teman? Apa yang membuat teman-teman berkarier dan terus belajar di bidang digital marketing? Share di komentar yaa!

 

Photo Credit:
ores2k via Compfight cc

cristianbernal.com via Compfight cc

Call to Action

6 respons untuk ‘Kenapa Harus Berkarier di Bidang Digital atau Online Marketing?

    1. Semua tergantung atas:
      – tujuan yang ingin dicapai
      – resource (tenaga kerja, waktu)

      Dua hal di atas akan menentukan strategi & taktik yang akan dilakukan, termasuk menggunakan dana atau tidaknya.

      Contohnya:
      – Kalau ingin mendapatkan traffic, tapi terbatas di waktu yang singkat (misalnya harus mencapai sekian ratus visitors dalam satu bulan saja), strategi yang mungkin untuk melakukan itu adalah dengan beriklan. Kalau beriklan, ya harus mengeluarkan dana.

      – Tapi kalau tidak punya masalah dengan waktu, strategi yang mungkin adalah dengan SEO, karena bukan beriklan jadi tidak perlu mengeluarkan biaya.

      – Tapi kalau tidak ada resource tenaga kerja untuk melakukan SEO dan akhirnya harus dioutsource, akhirnya tetap harus mengeluarkan dana untuk meng-hire jasa SEO.

      Mudah2an menjawab 🙂

      Suka

  1. Agree! Di era serba IT, kedepannya.. komunikasi jg salah satu pilar yg berperan penting. Makanya disebut ICT, nah.. salah satu cara komunikasi yg dipakai.. tentu saja via digital marketing! 🙂

    Suka

Bagaimana Menurutmu? Komentar Ya! :)