Mengenal Email Marketing, Cara Mendapatkan List Email dan Memanfaatkannya untuk Bisnis

Senyum saat menerima email :)

Sederhananya, email marketing adalah proses pemasaran melalui medium email

Alkisah, ada seorang pengusaha yang amat gemar berbagi. Ia adalah seorang ahli nutrisi tersertifikasi, juga blogger dan penulis buku, sehingga ia sering sekali membagikan ilmu-ilmunya lewat tulisan.

Karena tulisan beliau memang ‘bergizi’, semakin banyak orang yang membaca tulisan-tulisan di blognya. Bahkan supaya nggak ketinggalan membaca tulisannya, para pembaca bahkan memberikan emailnya agar tulisannya bisa dikirim lewat email, istilahnya menjadi email subscriber.

Website atau blog bisa lupa atau tidak sempat dikunjungi, namun email lebih sering dibuka. Ia melakukan ini bertahun-tahun, semakin banyak orang ‘berkumpul’ menjadi pengikut setia lewat emailnya.

Saat sang pengusaha membuka bisnis baru, ia menceritakannya pula lewat tulisan yang terkirim lewat email. Bisnis-bisnis barunya terus laku keras karena sudah banyak orang yang mengenalnya lewat tulisan, sehingga para pembaca setia ini dengan mudah berubah jadi pembeli. Dan puncaknya, adalah saat pengusaha ini bisa menjual properti senilai 10M hanya dalam waktu satu malam saja!

Ini adalah kisah nyata dari seseorang yang jadi guru saya, yaitu mas Denny Santoso (seperti saya ceritakan di postingan tentang content marketing meetup). Ia membangun audiensnya bertahun-tahun lewat sebuah praktek yang disebut email marketing.

Ia mengumpulkan alamat email dari para audiensnya, melakukan engagement dengan mengirim email secara rutin kepada mereka, dan pada akhirnya mengubah subscriber jadi pembeli/customer.

Proses marketing yang ia lakukan disebut email marketing, sering disebut juga dengan list building. Di tulisan kali ini, saya mau berbagi mengenai salah cabang penting dalam ilmu digital marketing ini.

 

Apa itu Email Marketing?

Seperti namanya, mudah ditebak bahwa email marketing artinya proses pemasaran melalui medium email. Dengan email marketing, kita mengirim/mem-broadcast email kepada target market kita, yang sudah kita miliki alamat emailnya, umumnya untuk tujuan komersial (terjemahan bebas dari Wikipedia – Email Marketing).

Satu hal yang paling penting dalam email marketing adalah IZIN dari pemilik email. Kita hanya boleh mengirimkan email kepada subscriber kita, yaitu mereka yang memang memberikan emailnya, mengizinkan dan menginginkan untuk menerima email dari kita.

Pernah menerima SMS Kredit Tanpa Agunan atau SMS promosi dari operator seluler kita? Kita tidak suka menerima SMS seperti itu karena kita tidak pernah menginginkan untuk menerima SMS seperti itu. Demikian analogi yang sama persis dengan email marketing, praktek mengirim email ke alamat-alamat email yang bukan subscriber kita sudah menjadi spam marketing, bukan email marketing.

Yang seperti ini juga termasuk email spam, karena saya tidak pernah memberikan email saya ke Telkom University.
Yang seperti ini juga termasuk email spam, karena saya tidak pernah memberikan email saya ke Universitas Telkom.

 

Mengapa Menggunakan Email Marketing?

Dalam bisnis pada umumnya, memiliki langganan itu JAUH lebih menguntungkan dibanding mendatangkan pembeli baru. Mereka yang sudah pernah menjadi pembeli atau pelanggan kita umumnya sudah mempercayai kita dan cenderung akan membeli lagi. Sebaliknya, meyakinkan calon pembeli itu susssahhnya minta ampun.

Nah, dengan email marketing, kita sangat dimudahkan untuk menjaga pelanggan lama kita tetap mengenal kita, karena kita tetap keep in touch dengan mereka lewat email.

Kenapa tidak menjaga pelanggan kita lewat social media SAJA?

Kalau hanya lewat social media (socmed), kita tahu kalau socmed yang populer itu berganti-ganti tiap sekian tahun. Dulu ada Friendster, lalu Facebook, ada Twitter, sekarang Path. Semua ramai-ramai pindah kalau ada socmed baru yang lebih seru. Setelah capek-capek mengumpulkan follower, eh 5 tahun kemudian hilang semua karena pindah ke socmed baru. Dan kita harus mengumpulkan follower dari awal lagi deh.

Sedangkan email, sejak pertama kali umum dimanfaatkan sejak tahun 90an, hingga kini masih saja selalu digunakan. Ke depannya pun bisa dibilang hampir pasti demikian. Bahkan buat daftar socmed, harus pake email bukan?

Selain itu, email marketing adalah sumber traffic/pengunjung ke website kita yang konsisten dan mandiri. Kita tidak hanya bergantung ke sumber traffic lain yang berasal dari pihak ketiga (misalnya Google atau referral atau social media), karena sumber trafficnya kita miliki sendiri.

Terakhir, mengumpulkan alamat email itu gratis loh! Tinggal kita kreatif saja dalam mengumpulkan email dari target market kita. Lihat sebagian cara-caranya di bagian seterusnya dari tulisan ini.

Dengan email marketing, kita sangat dimudahkan untuk menjaga pelanggan lama kita tetap mengenal kita, karena kita tetap keep in touch dengan mereka lewat email.

 

Siapa yang Bisa Memanfaatkan Email Marketing dan untuk Apa?

Bisa dibilang, apapun yang berbasis online/internet bisa memanfaatkan email marketing untuk tujuan bisnis masing-masing. Dengan mengirimkan email newsletter kepada para subscribers, kita bisa membangun engagement atau kedekatan dengan target market kita.

Blogger/media online, mengirimkan tulisan-tulisan terbaru kepada pembacanya.

Contoh email yang dikirim oleh Buzzfeed. Membuat kita mau klik!
Contoh email yang dikirim oleh Buzzfeed. Membuat kita mau klik!

 

Toko online, meningkatkan loyalitas pembeli, memberikan informasi produk baru untuk meningkatkan repeat order.

Email dari BukaLapak
Email dari BukaLapak

 

Email newsletter dari Traveloka. Udah harga murah, banyak promonya!
Email newsletter dari Traveloka. Udah harga murah, banyak promonya!

 

Perusahaan, memberikan update terbaru dari perusahaan.

Email dari Google Apps
Email dari Google Apps

Kreator konten (desainer, videomaker, musisi, animator, komikus), untuk memberikan info update konten agar dilihat oleh para fans.

Email dari YouTube
Email dari YouTube

Cara Mengumpulkan Email Subscribers

Email marketing jelas tidak berguna tanpa alamat-alamat email untuk dikirimi. Nah, bagaimana cara kita bisa mendapatkan email subscribers dari target market kita?

Ini beberapa cara yang saya ketahui dan saya lakukan:

Menggunakan form di website

Ini cara paling standar. Kita ‘menangkap’ pengunjung website kita dan mengubahnya menjadi subscriber. Letakkan form untuk pengunjung mengisi emailnya di tempat yang mencolok. Kita bisa kreatif dalam mengatur form-nya supaya semakin banyak conversion rate-nya. Misalnya dalam bentuk popup, di akhir artikel, atau bentuk lain. Baca artikel ini untuk tahu di mana tempat meletakkan form pendaftaran email di website kita.

Email subscription form di homepage website Denny Santoso
Email subscription form di homepage website Denny Santoso

 

Lewat social media

Punya banyak follower di social media? Seperti yang saya bilang di atas, socmed itu tidak awet selamanya, jadi sebisa mungkin kita harus mengonversi followers/likers di social media menjadi email subscriber.

Cara yang paling sederhana adalah melakukan share tulisan di website kita lewat social media, lalu pengunjung website “ditangkap” lewat form di website kita. Lihat penjelasan poin di atas.

Cara lainnya, kita bisa bertanya ke followers, “mau tidak mendapatkan tulisan-tulisan saya lewat email?”

Ini saya lakukan setelah mendapatkan sekitar 60 followers baru dalam satu malam setelah saya diwawancarai via Twitter oleh @KampusUpdate. Saya DM mereka seperti ini.

Message yang saya kirimkan ke followers baru saya
Message yang saya kirimkan ke followers baru saya

Hasilnya, saya mendapat sekitar 30 email subscriber baru, hanya dalam 1 hari!

Baca juga cara mendapatkan email subscriber dari social media untuk dapat ide cara-cara lainnya.

Pembeli produk kita

Ini cukup mudah. Biasanya kan kalau belanja online dengan shopping cart, pembeli harus mengisikan email mereka ya. Nah, email ini lah yang kita kumpulkan dan digunakan untuk email marketing mereka. Lazada dan BukaLapak melakukan hal ini.

Lewat acara offline

Berpikir email hanya bisa didapatkan secara online? Secara offline bisa kok, salah satunya lewat event. Cara ini bahkan lazim digunakan. Bisa lewat form pendaftaran event, atau dari daftar presensi.

Atau kalau kita diundang sebagai pembicaranya. Supaya kita bisa keep in touch dengan para peserta, kita bisa meminta data peserta ke panitia. Setiap kali mengisi acara, saya sendiri bisa dapat sekitar 20-50 alamat email.

Contoh presensi event yang pernah saya jadi pembicaranya
Contoh presensi event yang pernah saya jadi pembicaranya

 

Penting: apapun cara yang kita gunakan, pastikan kita meminta izin atau memberi konfirmasi kepada calon subscriber, bahwa mereka akan menerima email dari kita. Beritahu juga seperti apa email yang akan kita kirimkan

 

Mengirimkan Email secara Rutin

Kalau kita sudah punya list email subscribers, apa yang harus dilakukan? Ya dimanfaatkan untuk marketing dong, jangan didiamkan saja.

Ini bentuk-bentuk email yang lazim dikirimkan dalam bentuk email newsletter kepada para subscriber:

Konten bermanfaat sesuai apa yang dijanjikan
Bisa artikel, tips, video, tutorial, ebook, katalog, apapun yang kita janjikan atau informasikan akan kita kirimkan ke target kita.

Hubspot mengirim email seperti ini, bagaimana saya tidak membuka dan membacanya?
HubSpot mengirim email seperti ini, bagaimana saya tidak membuka dan membacanya?

 

Personal touch (tanya kabar, cerita, dsb)
Kalau teman kita menghubungi lewat email, pastinya kita akan membaca dan mereply emailnya bukan? Karena isi email teman kita itu sangat personal sekali. Begitu pun email marketing, kita bisa membangun kedekatan pribadi dengan mengirim email seperti layaknya mengirim email ke teman sendiri.

Hal ini umum dilakukan oleh para blogger, karena sifatnya lebih personal dibandingkan perusahaan.

Jualan
Email marketing tentu akan dimanfaatkan untuk kita yang memiliki bisnis, untuk menawarkan produk/jasa. Silakan mengirim email seperti ini, namun pastikan email jualan teman-teman tidak terlalu sering. Kita tidak pernah suka dipromosikan sesuatu yang mengganggu bukan?

Semacam rule of thumb-nya adalah porsi jualan itu hanya sekitar 25% dari total porsi konten bermanfaat. 1 email jualan dari 3-4 email bermanfaat. Kalau kita rutin mengirim email seminggu sekali, kita boleh mengirimkan promosi atau jualan satu kali dalam sebulan. Atau kalau kita mengirimkan konten bermanfaat, isi konten jualan hanya sedikit di dalamnya. Atau kalau sudah berpengalaman, kita bisa menjual sesuatu tanpa sama sekali terkesan menjual.

 

Seberapa rutin kita harus mengirim email?  Jawabannya, tergantung jenis bisnis dan seperti apa hubungan yang ingin kita bangun. Terlalu sering akan mengganggu dan membuat banyak orang unsubscribe, terlalu jarang akan membuat mereka lupa. Yang penting, semakin cepat kita mengirim email pertama kita (setelah kita mendapat alamat email subscriber), semakin bagus buat kita. Baca lebih lanjut mengenai seberapa sering kita harus mengirim email.

 

Spam Email vs Email Marketing

Terakhir, saya mau menjelaskan secara singkat perbedaan praktik spam email yang illegal dengan email marketing yang memang legal.

List subscriber email

  • Spam email: didapatkan tanpa izin dan tanpa sepengetahuan pemilik alamat email. Biasanya didapatkan dengan membeli data, mencuri data, atau crawling/mengumpulkan secara otomatis
  • Email marketing: pemilik alamat email dengan sadar memberikan emailnya

Isi email yang dikirim

  • Spam email: mass email (broadcast), isinya seringkali tidak relevan
  • Email marketing: personalisasi (kita bisa disapa dengan nama kita), isinya sesuai dengan yang kita inginkan

Jika merasa terganggu dengan email yang dikirimkan?

  • Spam email tidak bisa berhenti menerima email spam itu, karena tidak ada mekanisme untuk menghentikannya. Kita hanay bisa menekan tombol mark as spam
  • Email marketing: bisa berhenti kapan pun dengan mengklik tombol unsubscribe atau berhenti berlangganan

Dasar hukum

 

Bahan Belajar Email Marketing Lebih Lanjut

Kissmetrics Blog – A Beginner’s Guide to Successful Email Marketing. Berisi langkah-langkah belajar dan mengimplementasikan email marketing. A must read!

Mailchimp Common Rookie Mistakes. Dari membeli list alamat email, tidak mengenal audiens kita, mengabaikan testing, halaman ini berisi daftar kesalahan-kesalahan pemula dalam email marketing.

HubSpot Blog – 10 Examples of Brilliant Email Marketing (and Why They’re So Great). Berisi contoh-contoh email marketing yang kerren sebagai sumber inspirasi.

MailChimp Resources & Guides. Berisi ilmu-ilmu dasar email marketing dan inspirasi menggunakan MailChimp untuk berbagai kebutuhan (blogger, penjual toko online, LSM, dsb).

 

Yak, ini bagian awal mengenai email marketing, di tulisan berikutnya insya Allah saya akan sharing lebih teknis mengenai praktek email marketing, menggunakan software email marketing gratis bernama MailChimp yang memudahkan kita menjalankan praktek email marketing.

Do’akan ya kawan-kawan supaya saya bisa terus belajar digital marketing sehingga bisa terus berbagi di sini.

Stay tuned! 😉


Photo Credit: Remolacha.net pics via Compfight cc

14 respons untuk ‘Mengenal Email Marketing, Cara Mendapatkan List Email dan Memanfaatkannya untuk Bisnis

  1. Bener mas Ilman. Email ini permission marketing yang paling dahsyat. Saya sering baca di blog blog luar banyak marketer yang bilang kesalahan terbesar mereka adalah tidak membangun email list dari awal. Sayangnya di Indonesia kita ini masih kurang dimanfaatkan selain oleh ecommerce.

    Ngomong2 saya sudah langganan email dari mas Ilman 😀

    Suka

    1. terimakasih banyak! saya udah ngeliat blog Darmawan, dan keren banget blognya. konsep & eksekusi yang TOP! keep writing & sharing ya!

      Suka

  2. sebagai seorang marketer , terobosan dalam memasarkan produk seperti ini dibutuhkan dalam persaingan bisinis yang semakin kompleks

    Suka

  3. ini baru namanya tips makasih ya telah berbagi ilmu yang baik sekali, dan bermanfaat tentang Mengenal Email Marketing, Cara Mendapatkan List Email dan Memanfaatkannya untuk Bisnis. salam sukses buat agan.

    Suka

  4. saya yakin kebenarannya.

    memang email marketing punya ledakan dahsyat mengubah pembaca jadi pembeli..

    gak kenal, cuma tahu nama, lalu daftar karena kontennya bermanfaat.
    lama-kelamaan tertarik…eh…tanpa sadar membeli…

    email marketing memang suka memakan korban.

    saya sendiri korbannya #uhuk #uhuk

    #korban yang tercerahkan 😀

    Suka

Bagaimana Menurutmu? Komentar Ya! :)