3 Cara Memanfaatkan Content Marketing untuk Bisnis: Review 1st Jakarta Content Marketing Meetup

Hari Rabu, 19 November 2014 kemarin, saya hadir di Jakarta Content Meetup yang pertama, diadakan oleh startup GetCraft.

Seperti namanya, meetup ini memang spesifik membahas seputar content marketing. Apa itu content marketing?

Content marketing is a marketing technique of creating and distributing valuable, relevant and consistent content to attract and acquire a clearly defined audience – with the objective of driving profitable customer action. – Content Marketing Institue

Content Marketing Meetup

Meetup pertama ini menghadirkan tiga orang pembicara yang sharing bagaimana cara mereka memanfaatkan content marketing di startup maupun bisnis mereka masing-masing.

Pertama adalah Yukka Harlanda, CEO of Bro.do. Brodo adalah startup e-commerce yang memproduksi sekaligus menjual brand footwear khusus pria asal bandung.

Juga ada Cara Mayega, Group Integrated Marketing Content & Connections Manager (Head of IMC) Coca-Cola Indonesia. Ia menceritakan bagaimana terjadinya penciptaan dan distribusi content yang terjadi dalam timnya di Coca Cola Indonesia.

Pembicara terakhir adalah Denny Santoso, Founder of DuniaFitnes, seorang serial entrepreneur yang amat sangat memanfaatkan internet marketing, khususnya email marketing, dalam membangun bisnisnya.

Inilah tiga cara dari ketiga pembicara ini memanfaatkan content marketing untuk menunjang bisnis mereka masing-masing.

1. Pilih content sesuai dengan jenis channel/medium-nya

Brodo dirintis tahun 2010 saat para founder masih kuliah di Teknik Sipil ITB. Saat itu mereka hanya memanfaatkan BBM sebagai channel jualan. Yukka mengatakan mereka punya 8 BlackBerry untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Masing-masing BB punya 2.000 kontak, total mereka memiliki 16.000 pelanggan setia! Brodo mulai mereka jalankan serius tahun 2012 dan menjadi sebuah e-commerce tahun 2013.

Sebagai sebuah startup yang dimulai dari 0, mereka sangat amat perhitungan dalam memanfaatkan uang yang mereka miliki, termasuk dalam marketing. Itulah alasannya mereka memanfaatkan content marketing, karena gratis (setidaknya murah sekali). Brodo pun biasa bekerjasama dengan content provider dengan kerjasama semi-barter: dapat diskon, sisanya dibayar dengan sepatu Brodo!

Mengingat produk yang Brodo tawarkan adalah sepatu yang merupakan komoditas, Brodo tidak main-main mempersiapkan konten mereka. Fokus mereka adalah menciptakan konten yang bermanfaat bagi para pelanggan, dan tentu saja membuat sepatu Brodo terlihat keren.

Brodo Instagram

Brodo memanfaatkan berbagai channel media sosial untuk mendistribusikan content mereka, masing-masing memiliki fokus dan peruntukan yang berbeda pula.

  • Facebook: untuk hard selling, menampilkan koleksi-koleksi terbaru Brodo
  • Instagram: untuk memberikan inspirasi fashion maupun lifestyle dalam bentuk foto
  • Twitter: untuk melakukan percakapan sehari-hari dengan pelanggan
  • Tumblr: untuk mengapresiasi foto-foto customers. Dengan mengupload di Tumblr masing-masing dengan hashtag tertentu, foto itu otomatis masuk ke Tumblr Brodo.
  • G+: konten informatif, misalnya infografis
  • YouTube: memberikan brand story & experience. Video mereka di sini sangat profesional, karena mereka terinspirasi dari video-video Nike
  • Newsletter: ini adalah yang paling powerful dalam menghasilkan sales. Brodo merancang setiap newsletter-nya agar ‘super ultra high quality’, dikirimkan hanya 3-4 kali sebulan, sehingga penerima tidak merasa terganggu. Yukka mengatakan, sekarang ada 40 ribu email subscribers, 3%-nya menghasilkan penjualan!

Oh iya, di website versi baru Brodo, ada fitur A Guide to Matching Pants with Your Brodo Shoes. Ini salah satu bentuk content marketing yang amat sangat niat!

Yukka menutup sesinya dengan menekankan pentingnya content marketing:

Seorang teman membuat sebuah brand dompet, namun ia sama sekali tidak memperhatikan content marketing. Akhirnya brand-nya bubar tahun lalu. Berinvestasi di content marketing itu sesuatu yang long term, hasilnya nggak bisa terlihat besok. – Yukka Harlanda

2. Mau content kita hype? Pantau tren percakapan di masyarakat, buat content secepat mungkin

Ketika media sosial Indonesia heboh dengan iklan LINE AADC 2014 kemarin, berbagai brand ikut serta merespon kehebohan itu dengan membuat konten yang bertema AADC pula. Coca Cola ikut serta dalam kehebohan itu, seperti meme berikut ini.

Coca Cola Line Meme

Selain meme itu, Coca Cola Indonesia juga mengeluarkan video khusus pengguna LINE (tapi sayang saya tidak bisa menemukan video itu di web). Yang menarik, video LINE itu keluar hanya dalam waktu 1 jam! Sebuah respon yang sangat cepat untuk perusahaan selevel Coca Cola.

Dalam mendapatkan sumber inspirasi konten, Cara mengatakan mereka sangat beruntung sebagai sebuah brand global, karena sumber inspirasi mereka banyak sekali:

  • Coca Cola global memberikan konten campaign internasional, seperti happiness flag campaign saat FIFA World Cup 2014 lalu.
  • Coca Cola negara lain memberikan banyak campaign lokal di negara lain yang bisa diambil idenya, misalnya The Happiest Thank You video campaign yang mengharukan itu dari Filipina.
  • Local campaign, baik yang dibuat oleh perusahaan maupun user generated content
  • Always on conversation, seperti AADC 2014 ini. Inilah yang selalu dipantau oleh Coca Cola dan jadi kunci mereka.

Coca Cola Indonesia memiliki tim monitoring social media bernama tim Customer Interaction Care yang memantau percakapan di masyarakat/social media. Tidak cuma seru-seruan seperti AADC 2014, kejadian sosial atau bencana alam juga direspon oleh Coca Cola Indonesia.

Setiap kali menemukan percakapan yang menarik untuk ikut direspon dalam bentuk konten (seperti AADC 2014 itu), mereka tidak perlu melakukan proses approval ke atasan atau ke Coca Cola HQ di Amrik sana. Tim social media Coca Cola tidak perlu takut salah, karena mereka sudah dilatih dengan sangat keras selama 6 bulan untuk memahami brand guidelines, tonality (gaya bicara), do’s and don’ts, dan sebagainya.

Walaupun Coca Cola adalah brand internasional besar, dalam media sosial mereka seakan sebuah brand lokal yang kecil!

3. Bangun database/list email, sangat powerful untuk marketing

Terakhir, Denny Santoso menuturkan kisahnya menjadi entrepreneur. Berbagai bisnis telah ia rintis dari bawah, bisnis terbarunya adalah properti (apartemen), yang terjual lebih dari 10 miliar rupiah hanya dalam waktu satu malam.

Bisnis pertama Denny adalah menjual suplemen fitnes yang ia lakukan sejak 1999. Karena suplemen bukan kebutuhan pokok dengan harga realtif mahal, tentu tidak semua orang mau beli. Oleh karena itu, ia harus menceritakan pentingnya suplemen itu kepada target marketnya. Itulah mengapa ia menggunakan content marketing.

Tahun 2008, ia menuliskan expertise-nya dalam bidang fitnes dan kesehatan ke dalam blognya. Sebuah penerbit membaca blognya dan memintanya untuk membuat buku dari blognya. Dari blogger menjadi seorang penulis buku, ia membangun personal branding sebagai seseorang yang ahli di bidang kesehatan, yang tentu saja berefek ke penjualan suplemen kesehatannya.

Tahun 2011, Twitter mulai ramai, Denny mulai fokus menjajal Twitter dengan akunnya @DennySantoso. Dalam empat bulan, follower Twitternya naik dari 30K menjadi 100K (kini sudah 506K). Bagaimana caranya? Pertama ia melakukan partnership dengan akun Twitter lain yang followernya banyak, yaitu saling bantu promosi. Akun Twitter A mempromosikan Denny, dan sebaliknya. Kedua ia membayar buzzer yang follower-nya jauh lebih banyak, misalnya @RadityaDika. Peningkatan followernya semakin cepat lagi.

Konten-konten yang disebar di social medianya mengarahkan followernya untuk membuka blog dan berbagai landing page miliknya, antara lain PanduanDiet.com maupun DuniaFitnes.com. Di setiap website itu, Denny ‘menangkap’ pengunjung yang datang untuk meninggalkan nama dan alamat emailnya.

Denny sangat menekankan pentingnya partnership dengan pihak lain yang juga memiliki audiens yang besar. Contohnya saat ia bekerjasama dalam bentuk artikel di DuniaFitnes.com yang ditampilkan di Yahoo! Indonesia. Di artikel itu, ada link ke berbagai artikel lain di DuniaFitnes.com. Sehingga setiap kali ada pembaca Yahoo! yang mengklik link di website Yahoo!, mereka masuk ke website DuniaFitnes.com dan dihadapkan dengan form untuk mengisi nama dan email.

Dengan cara seperti inilah, Denny Santoso kini sudah mengumpulkan 200 ribu list email yang siap membeli apapun yang ia tawarkan. Tentu saja list emailnya tidak didiamkan begitu saja. Ia rutin mengirimkan email berisi tulisan-tulisan pribadinya untuk membangun engagement dengan audiens yang telah ia bangun.

Memiliki 200 ribu list email, Denny bisa menjual apapun di sana. Setelah menjual suplemen kesehatan, Denny menjual kopi pembakar lemak JavaPrime, kemudian membuka toko online perawatan tubuh wanita Fellinshop karena lebih dari separuh follower-nya adalah wanita. Setelah berhasil menjual properti, ia kini bersiap untuk membuka bisnis selanjutnya, menjadi supplier bagi toko-toko online Indonesia lewat Supplier.id.

Kunci suksesnya, menurut Denny, adalah karena ia mulai berbisnis dari customer dulu. Cari tahu apa yang mereka butuhkan, dan dekati mereka di mana mereka berada. Kemudian bangun email list, karena kita harus mendapatkan customer, bukan cuma traffic.

Oh iya, bagaimana cara Denny menjual properti senilai 10 M dalam satu malam?

Isu BBM akan naik sudah mulai muncul sejak beberapa bulan lalu. Saya memfoto sebuah berita di Jawa Post tentang rencana kenaikan BBM, lalu mengirim foto itu ke list email saya. Saya mengatakan, “BBM akan naik, harga barang-barang pun akan naik. Jadi uang Anda harus diletakkan di tempat yang nilainya akan naik saat BBM naik: properti. Yuk ketemu saya malam ini.” Malam itu, hadir sekitar 300 orang, beberapa dari luar jawa, dan apartemen saya terjual 10 miliar. Semua dari list email yang telah saya bangun bertahun-tahun ini. So powerful. – Denny Santoso

Demikianlah oleh-oleh saya dari Jakarta Content Marketing Meetup yang pertama. Menurut Patrick, penyelenggara acara sekaligus founder dari GetCraft, meetup ini direncanakan untuk diadakan setiap dua bulan sekali.

Jadi buat para bloggervideographerstartup founder, atau siapapun yang tertarik dengan dunia content, sampai ketemu dua bulan lagi!

 

Call to Action

9 respons untuk ‘3 Cara Memanfaatkan Content Marketing untuk Bisnis: Review 1st Jakarta Content Marketing Meetup

Bagaimana Menurutmu? Komentar Ya! :)